Hal
itulah yang mulai dilakukan sebagian masyarakat yang tinggal di daerah
penghasil salak. Dalam rangka meningkatkan nilai jual salak yang sering anjlok
ketika musim panen raya datang, sebagian petani mulai memanfaatkan hasil salak
sebagai bahan baku utama pembuatan dodol.
Melimpahnya
hasil pertanian dan perkebunan di berbagai daerah Indonesia, mendorong
masyarakat kita untuk lebihkreatif dan inovatif dalam memanfaatkan hasil bumi
yang ada di daerahnya. Jika selama ini hasil bumi seperti buah dan sayur hanya
dipasarkan kepada masyarakat luas dalam keadaan masih segar. Kini masyarakat
mulai memanfaatkan hasil bumi yang semakin melimpah, dengan mengolah buah dan
sayur menjadi produk baru yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi.
Salah
satu inovasi produk yang berhasil dikembangkan masyarakat untuk memanfaatkan
hasil bumi adalah pembuatan dodol salak. Dalam rangka meningkatkan nilai jual
salak yang sering anjlok ketika musim panen raya datang, sebagian petani mulai
memanfaatkan hasil salak sebagai bahan baku utama pembuatan dodol.
Murahnya
harga salak di musim panen raya, berkisar Rp 3.000,00 sampai Rp 5.000,00 per
kilogramnya. Mengharuskan para petani untuk berpikir keras guna meningkatkan
nilai jual buah salak yang dihasilkannya. Berbekal bahan baku daging salak,
gula, dan santan yang mudah ditemukan di daerah tersebut. Inovasi usaha dodol
salak menjadi langkah tepat bagi masyarakat untuk mengatasi permasalahan
turunnya harga salak yang selama ini dihadapi para petani.
Bila
salak segar biasanya hanya dapat bertahan 1-7 hari, produk dodol salak bisa
bertahan sampai beberapa bulan bila dikemas dengan baik. Tentu hal ini
memberikan keuntungan besar bagi petani salak, sebab selain bisa memperpanjang
masa kadaluarsa buah salak. Inovasi tersebut juga memiliki prospek bisnis yang
sangat bagus, mengingat saat ini belum banyak pelaku usaha yang memproduksi
dodol salak. Tak heran bila sekarang produk ini bisa laku dipasaran dengan
harga yang cukup tinggi, yaitu sekitar Rp 9.000,00 sampai Rp 12.000,00 untuk
tiap pack.
Rasanya
yang khas dan besarnya kandungan vitamin yang ada pada buah salak, menjadikan
produk dodol salak banyak diburu para konsumen. Tidak hanya konsumen lokal saja
yang ingin menikmati legitnya dodol salak, kini banyak konsumen dari luar
daerah yang menjadikan produk unik ini sebagai oleh-oleh khas daerah penghasil
salak, seperti di daerah Sleman, Bali, dan Tapanuli Selatan.
Perkembangan
pasar yang semakin meningkat tak ayal membuat para pelaku usaha mulai kerepotan
memenuhi besarnya permintaan. Sehingga mereka mulai meningkatkan kapasitas
produksi yang dulunya masih sangat terbatas dengan bantuan alat seadanya. Mulai
beralih menggunakan bantuan mesin
pembuat dan pencetak dodol, dalam proses produksi. Dengan bantuan mesin
tersebut, para pelaku usaha dapat memproduksi dodol dengan kapasitas lebih
banyak, dan hasil yang diperolehpun juga lebih maksimal. Karena hasil adonan
dan cetakan bisa seragam satu ukuran.
Bahkan
saat ini kehadiran mesin pembuat dan pencetak dodol menjadi solusi tepat bagi
para pelaku usaha untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Cara
kerjanya yang cepat dan tepat, membantu mereka untuk meningkatkan jumlah
produksi setiap harinya.
Adapun
proses pembuatan dodol salak pondoh pada skala industri rumah tangga dapat
diuraikan sebagai berikut.
Bahan-bahan
untuk membuat dodol salak:
A. Daging
buah salak pondoh
B. Gula
merah / gula jawa
C. Gula
pasir
D. Tepung
beras ketan
E. Kelapa
F. Air
G. Plastik
Formulasi dodol salak
pondoh setiap l (satu) kali proses (25 pak @ 10 bungkus dodol)
A. Salak
pondoh 15 kg (7.5 daging buah)
B. Gula
merah 5 kg
C. Gula
pasir 2 kg
D. Tepung
beras ketan 2 kg
E. Kelapa
5 butir
Cara Membuat Dodol
Salak :
1. Parut
kelapa dan ambil santan kental sebanyak 2 liter dan santan encer 0,5 liter
2. Masukkan gula merah ke dalam santan kental
dan panaskan selama ± 1 jam hingga menjadi jladren kemudian 3-masukkan gula
pasir kemudian aduk sampai larut dan rata
3. Campurkan
santan encer dengan tepung bares ketan aduk hingga homogen
4. Masukkan
landan tepung ke dalam adonan jladren
5. Daging
buah salak yang sudah dicuci bersih, dicacah menggunakan blender
6. Campurkan hasil blenderan daging buah
salak pondoh dengan adonan gula dan tepung
7. Masak
diatas api yang menyala sedang selama ± 4 jam sambil terus diaduk
8. Angkat
dan dinginkan
9. Cetak
dan bungkus dengan plastik
Semoga informasi kami
tentang menggali potensi bisnis daerah penghasil salak, bisa memberikan
inspirasi bagi Anda untuk mengembangkan potensi daerah menjadi peluang usaha.
Salam sukses.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar